April 09, 2010

Training of Tentor Bimbingan Belajar IKMP 2010

Salam..Disampaikan dalam rangka mempersiapkan tentor dalam BIMBEL IKMP,maka akan dilaksanakan TOT (Training of Tentors) pada:

Hari/Tanggal :Minggu ,11 April 2010
Tempat :SEKRETARIAT ikmp(KOMPLEKS BUMI BUNG PERMAI BLOK B NO4)
Waktu :13.00 - selesai

Diharpkan kepada seluruh tentor yang telah ditunjuk untuk menghadiri TOT ini dikarenakan mengingat hal ini sangatlah penting untuk BIMBEL IKMP 2010..Jayalah IKMP..Wassalam


April 06, 2010

Rapat Koordinasi II Bimbel IKMP 2010

Diundang kepada seluruh panitia (OC dan SC) untuk menghadiri Rapat koordinasi BIMBEl pada :
hari /tanggal :rabu, 7 April 2010
tempat :sekretariat IKMP
waktu :16.00


Maret 31, 2010

RAPAT INTERNAL IKATAN KELUARGA MAHASISWA PAREPARE

Undangan Rapat Pengurus Bidang Internal (Pengkaderan, Kesejahteraan dan Kesekretariatan, dan Kerohanian):
Rabu 31 Maret 2010 Pukul 19.00 Wita. bertempat di Sekretariat IKMP (Bung Permai Blok B No.4). Diharapkan kehadiran teman-teman...
NB: (AGENDA PENTING) Setiap koordinator divisi bertanggungjawab atas kehadiran anggota divisinya.


Maret 27, 2010

Kejar Rekor MURI, Pemkot Parepare Tanam 17.670 Pohon

Sedikitnya, 17.670 pohon dari berbagai jenis, Senin (22/3) ditanam di berbagai tempat di Kota Parepare. Kegiatan penanaman pohon yang dipusatkan di daerah reklamasi Pantai Labukang ini, dimaksudkan mendukung program pemecahan rekor MURI penanaman dua juta pohon yang dicanangkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu.

Kegiatan ini dihadiri Walikota Parepare, H. Mohammad Zain Katoe, Wakil Walikota Parepare, H, Sjamsu Alam, pejabat wilayah serta unsur Muspida Kota Parepare. Memberi sambutan, Zain Katoe mengatakan, jenis pohon yang ditanam pada kesempatan tersebut adalah Mahoni, Angsana, Bitti, Sengon, Jati Lokal, Ki Hujan, Nyatoh, Tanjung, Glodongan, Nangka dan Flamboyan.

Pohon-pohon ini sebagian besar, yakni 8.470 pohon berasal dari sumbangan PNS Pemerintah Kota Parepare. Sisanya berasal dari instansi vertikal, BUMN dan BUMD, masing-masing perbankan 907 pohon, PDAM 70 pohon, dan Balai Perbenihan Tanaman Hutan Sulawesi 7.500 pohon. Selain itu, sumbangan bibit pohon juga datang dari Korem 142 Tatag sebanyak 1.300 pohon.

Pohon-pohon ini selanjutnya ditanam secara serentak di empat kecamatan dan 22 kelurahan, dan melibatkan 10.000 massa, yang terdiri dari PNS Lingkup Pemerintah Kota Parepare, PNS instasi vertikal, anggota TNI/POLRI, Organisasi Masyarakat, LSM, PKK dan unsur masyarakat lainnya.

Zain Katoe berharap, kegiatan penanaman pohon oleh masyarakat tidak berhenti pada kegiatan pencanangan saja, namun terus berlanjut dan dijadikan sebagai bagian dari keseharian masyarakat di daerah ini. Dia juga mengharapkan agar pohon yang telah ditanam, dipelihara dengan penuh kesungguhan sehingga dapat hidup dan tumbuh subur.


sumber : pareparekota.go.id


Maret 23, 2010

Hatta Buroncong Warning Pegawai Malas

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Parepare Muhammad Hatta Buroncong memberikan peringatan keras kepada pegawai malas di lingkup Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Parepare. Peringatan itu disampaikan Hatta pada pertemuan sekaligus silaturahmi dengan pejabat dan staf lingkup Setdako di ruang data Kantor Wali Kota, Rabu (24/3).

Pertemuan yang menghadirkan seluruh kepala bagian, kepala sub bagian, dan staf setdako itu merupakan pertemuan yang pertama sejak Hatta dilantik menjadi pejabat definitif Sekda Kota Parepare oleh Wali Kota Parepare HM Zain Katoe, Senin (15/3) lalu.

“Saya sengaja minta supaya pertemuan ini dilakukan untuk menyampaikan tiga hal penting bagi kita semua yakni tentang menjaga kedisiplinan, peningkatan pelayanan, dan penekanan terhadap tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian di sekretariat,” kata Hatta menjelaskan maksud pertemuan tersebut.

Hatta yang sebelumnya menjabat sebagai pelaksana tugas sekda menyampaikan warning khusus kepada pegawai malas. Ia meminta agar mereka (pegawai) yang malas untuk “minggir”. Meski tidak menjelaskan apa maksud kata “minggir” itu? Namun lebih jauh Hatta meminta agar terjadi keterbukaan dan transparansi di kalangan pegawai setdako.

“Silahkan yang merasa sudah ‘karatan’ di bagiannya agar menyampaikan kepada saya. Siapa tahu Anda malas karena sudah bosan di tempat lama, nanti kita usulkan di baperjakat agar memindahkan Anda ke tempat baru supaya lebih segar dan bisa rajin kembali bekerja,” jelasnya.

Selain itu, dalam pertemuan tersebut para pegawai juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan uneg-uneg selama bekerja di setdako. Harapannya, masalah-masalah yang ada di kalangan pegawai bisa dicarikan solusinya dan tidak dibiarkan berlarut-larut sehingga mengganggu kelancaran tugas dan fungsi masing-masing pegawai.

Hal yang juga menjadi perhatian utama Hatta dan bersifat teknis adalah menyangkut kesemrawutan perparkiran di setdako. Ia mengaku tidak sampai hati mengurusi hal remeh temeh seperti mengatur mengenai parkir tersebut. Namun karena makin hari kondisinya tidak menampakkan perubahan positif, akhirnya ia pun terpaksa menyampaikannya pada pertemuan tersebut.

“Tolonglah itu yang punya kendaraan diatur dan diparkir dengan rapi kendaraannya. Jangan semrawut seperti sekarang ini. Masak biar urusan parkir juga masih mau diaturkan dan diberi tahu bagaimana cara yang tepat?” lanjutnya.


sumber : pareparekota.go.id



Terumbu Karang Parepare, Primadona Pariwisata Masa Depan

Satu lagi potensi pariwisata Kota Parepare terungkap. Daerah ini tenyata memiliki potensi terumbu karang yang keindahannya diyakini tak kalah Bunaken. Potensi ini bakal menjadi primadona pariwisata Parepare masa depan.

Sebuah penelitian yang dilakukan belum lama di sekitar kasawan Pantai Lumpue dan Pantai Tonrangeng yang juga dikenal sebagai tanjung karang, ditemukan sebaran terumbu karang dengan kondisi yang cukup baik.

Kepala Bappeda Kota Parepare, Amiruddin Idris, SH, MH, didampingi Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Kota Parepare, Dody Agrianto, AP, M.Si, Kamis (18/3), mengatakan, terumbu karang yang ada di sekitar Pantai Lumpue tergolong terumbu karang tepi, menyebar dalam areal yang sempit sepanjang 120 meter dengan lebar 25 meter. Begitu juga terumbu karang di Pantai Tonrangeng, lebarnya berkisar 75-100 meter dari garis pantai.

Kata Ais, panggilan akrab Amiruddin Idris, dari pengamatan yang dilakukan, ditemukan ada delapan titik lokasi terumbu karang Kota Parepare, yakni Pantai Lumpue, tepi Pantai Lumpue, Karang Tallang, Pantai Tonrangeng, Tanjung Karang Tonrangeng, Tanjung Karang Tonrangeng Barat, Tanjung Karang Tonrangeng Utara serta Tanjung Karang Tonrangeng paling utara.

Dari delapan lokasi tersebut, terumbu karang yang dinilai cukup bagus keadaannya adalah pada lokasi lima atau Tanjung Karang Tonrangeng. Komponen terumbu karang di lokasi ini lebih bervariasi, mulai dari karang lunak sampai biota lainnya.

Ini berbeda dengan terumbu karang pada tiga lokasi lainnya, yakni Tanjung Karang Tonrangeng Barat, Tanjung Karang Tonrangeng Utara serta Tanjung Karang Tonrangeng paling utara yang mengalami kerusakan akibat aktivitas pemboman ikan oleh para nelayan.

Penelitian ini dilaksanakan CV Sukma Lestari bekerjasama dengan Bappeda Kota Parepare selama bulan Agustus hingga November 2009. Selain untuk mengidentifikasi terumbu karang, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi jenis-jenis biota ekonomis potensi ekosistem terumbu karang, serta kondisi terumbu karang yang ada.

Ais berharap, hasil penelitian tersebut dapat menjadi dasar pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam melakukan pengembangan ekosistem terumbu karang di daerah ini. “Apakah diarahkan pada pengembangan ekonomi, jasa atau konservasi atau ketiganya,” katanya.


sumber : pareparekota.go.id





Maret 07, 2010

Ratusan Turis Mancanegara Serbu Watang Bacukiki


PAREPARE- Sekitar 150 turis mancanegara yang menjadi penumpang kapal pesiar MS Europa mengunjungi Watang Bacukiki Rabu (3/3). Watang Bacukiki ini memang selalu menjadi kunjungan para wisatawan mancanegara terutama bila ada kapal pesiar asing berlabuh di Parepare.

Tak salah memang bila Pemerintah Kota Parepare telah menetapkan Watang Bacukiki ini sebagai desa wisata. Berbagai objek wisata dapat ditemui di sini diantaranya kehidupan tau

lautang dengan, tenunan khas bugis dan berbagai hal lainnya.

Saat tiba di Watang Bacukiki, para turis asing tersebut langsung menyaksikan pelaksanaan acara maulid yang dilaksanakan warga setempat. Mereka pun tertarik melihat batang pohon pisang yang dihiasi dengan telur beraneka warna. Selain itu juga melihat pembacaan barasanji yang memang sering dijumpai dalam pelaksanaan maulid ini.

Selain itu para turis asing itu pun juga melihat perlombaan mallonnga yang dimainkan oleh anak-anak kecil. Mallongga ini merupakan permainan anak-anak bugis menggunakan bambu yang panjangnya sekitar dua meter yang terdiri dua bambu di sebelah kiri dan kanan dan kemudian dipakai berjalan.

Selain itu juga disugukan makanan tradisonla bugis seperti barongko (makanan yang bahan bakunya terbuat dari pisang dan juga dibungkus dengan daun pisang), jompo-jompo,sawella,bandang-bandang dan beberapa makanan bugis lainnya.

Nampaknya Watang Bacukiki ini sebagai desa wisata akan menjadi tempat favorit bagi para wisatawan dalam maupun luar negeri. Setiap kali kapal pesiar berlabuh di Parepare yang membawa turis mancanegara maka Watang Bacukiki selalu akan menjadi objek kunjungan wisata termasuk kedatang Kapal pesiar Costa Allegra yang rencananya bersandar di pelabuhan Parepare pekan depan.


sumber : pareparekota.go.id